Senin, 20 Agustus 2018

Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan

Umat Yakobus yang merupakan warga RW 08 larut dalam kebersamaan , bersyukur atas kemerdekaan yg ke 73 bagi Bangsa Indonesia. Terimakasih umat Yakobus yang sudah berkontribusi bagi suksesnya kegiatan HUT RI ke 73 di RW 08

Moment kebersamaan






















Gambaran visual kemeriahan hut ri 73 di RW 08 , monggo di colek https://www.youtube.com/watch?v=G4-EgDRICCk

M E R D E K A

Rabu, 27 Juni 2018

Kunjungan Romo Mardi Usmanto, Pr.

"Barang Suci ojo kok wenehake Asu karo Babi, mengko Babine mung nyronggot kowe", dimaksudkan supaya hendaklah kita tidak melakukan hal-hal yang sia-sia atau yang muspro. Hendaklah kita melakukan hal-hal yang bermanfaat. Sedikit yang mungkin dapat tertangkap dari khotbah Romo Mardi Usmanto dalam kunjungan ke Lingkungan bersama Team Dewan Paroki. Ada Bpk. Windu, Bpk. Budi dan Mas Harso.








Dalam kesempatan itu Melalui Bpk Budi dijelaskan tentang Persembahan umat yang difungsikan untuk layanan di Keuskupan maupun di Gereja, Misalnya buku buku adven , bantuan Papamiskin dan lainnya. Juga program lantainisasi bagi umat yang rumahnya masih beralaskan tanah. Persembahan Gereja ke II di peruntukkan bagi keberlangsungan layanan Panti Usada.








Bpk. Harso, yang sebenarnya masih merupakan keluarga besar dari Yakobus, mengingat dulunya beliau merupakan sekretaris lingk. sorowajan., mengajak Kaum muda mau terlibat dalam OMK, sebagai upaya untuk pengembanagan diri dan mengisi kegiatan yang positif.
Bpk. Windu mengajak umat untuk sungguh sungguh mengikuti ekaristi dengan terlibat dalam proses ekaristi, baik dalam bernyanyi atau dalam menanggapi ajakan imam. Berpakaian yang pantas dalam mengikuti ekaristi. Bpk Windu juga menerima masukkan atau keluhan tentang pelaksaan tugas koor yang kurang maksimal karena keterbatasan  Organis di Gereja Baciro. Bpk. Windu mendorong supaya lingkungan bisa terlibat untuk mencetak organis, misalnya dengan subsidi biaya bagi umat yang ingin menjadi organis.










Dalam kesempatan tersebut, Bpk. Dullah mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan yang diberikan kepada umat Yakobus saat beberapa rumah Umat Yakobus rusak oleh Puting Beliung.





Senin, 25 Juni 2018

Berbagi Cerita Kegiatan PIA/PIRA St. Yakobus di Banyusumilir oleh Masayu


Tangal 24 juni 2018, Aku dan teman-temanku PIA & PIRA yakobus Sorowajan Utara melakukan kegiatan Outbond di Banyusumilir. Kami menuju Banyusumilir pukul 07.30. Kami berangkat menggunakan Bus. Kami tiba di Banyusumilir pukul 08.30.









Pertama-tama yang kita lakukan adalah menyimpan bawaan kami di suatu ruangan. Setelah itu kami menuju ke area outbond. Diarea tersebut kami diajak perkenalan.
Setelah perkenalan kami diajak untuk senam bersama. Setelah senam kami dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok PIA & PIR. Aku masuk di kelompok PIR dan Adikku Vero masuk kelompok PIA.


















Setelah dibagi menjadi dua games yang pertama adalah membangkitkan diri secara bersama-sama, kelompokku berhasil melakukan games yang pertama. Kelompok yang tidak dapat menyelesaikan games tersebut maka muka mereka akan dicoret menggunakan pewarna. Setelah games pertama ada games ke dua
Nama gamernya adalah Mbak Darma berkata. Bila ada kata-kata Mbak Darma harus dilakukan, jika tidak ada kata-kata Mbak Darma jangan dilakukan. Jika ada yang salah maka mukanya akan dicoret. Salah satu temanku Pam-pam mendapat banyak sekali coretan. Akhirnya permainan Mbak Darma selesai.

Saatnya kami bermain dengan air. Jadi permainan kali ini tidak ada corat coretan. Kami akan dibagi menjaidi dua kelompok. Ada kelompok satu dan kelompok dua. Aku berada dikelompok dua. Nanti kami akan berlomba untuk mengambil spons dan dicelupkan ke air, setelah dicelupkan di air spons akan ditaruh di atas kursi dan kita akan menduduki spons tersebut. Di bawah kursi sudah disediakan ember untuk menampung air. Dalam permainan ini ember yang paling banyak terisi air dialah pemenangnya, dan kelompokku adalah pemenangnya. 















Setelah itu kami bermain menggiring bola dengan pipa. Kami membutuhkan waktu yang lama untuk menggiring bola tersebut. Akhirnya kami bisa melakukan games ini. Setelah itu kami melakukan permainan Flying Fox. Untuk melakukan permainantersebut kita harus memanjat tangga yang tingginya 8 meter lebih, Saat memanjat aku benar-benar takut jatuh. Saat sampai diatas kakiku gemeteran, akhirnya aku meluncur juga.







Setelah bermain Flying Fox kami mencoba melewati rintangan di lumpur, rintangannya seperti ingin menuju benteng takeshi. Itu benar-benar sulit. Setelah melewati rintangan , kami berenang di kolam renang. Airnya sangat dingin karena airnya air alami.